Layanan internet pada instansi-instansi tertentu biasanya dibatasi untuk menjaga suasana kerja yang kondusif. Beberapa instansi tidak ingin anggotanya menggunakan fasilitas internet seperti facebook, situs-situs porno, atau situs-situs lain yang diduga dapat mengakibatkan jam kerja menjadi tidak produktif. karena hal itulah biasanya kebijakan filtering konten atau pengeblokan situs-situs tertentupun dilakukan dengan berbagai cara. DNS filtering misalnya, dilakukan dengan menggunakan software yang akan membaca alamat web yang kita ketik dan mencocokkannya dengan database alamat-alamat web yang telah didaftarkan. Jadi kita masih bisa mengakses web tersebut menggunakan alamat ip, namun cara ini menjadi tidak berfungsi ketika web yang akan kita akses merupakan web yang berbasiskan hosting / virtual host. DNS filtering ini diterapkan dengan mengarahkan DNS pada komputer kita ke server yang telah dilengkapi dengan software-software tersebut. Contoh penggunaan DNS filtering ini diterapkan oleh komunitas internet sehat dengan DNS nawalanya, internet simpati menggunakan modem juga melakukan hal yang serupa. DNS nawala akan melakukan penyaringan alamat web, sehingga akan muncul notifikasi ketika kita mengakses alamat web yang oleh DNS nawala dikategorikan sebagai web-web kontennya kurang baik. Penerapan DNS filtering ini sangat mudah dan cocok diterapkan di warnet-warnet dan instansi seperti sekolah-sekolah. Dengan adanya filtering ini maka anak-anak dimungkinkan untuk mengakses internet dengan sehat.
sekedar informasi bagi yang belum tau, panduan DNS nawala ini dapat di akses di
http://www.nawala.org/panduan/windows/92-panduan-xp?start=1
atau di http://www.nawala.org/
Penerapan di Kampus
Pada kampus saya sendiri diterapkan hal yang sama, ada filtering web menggunakan software proxy management yaitu Squid, server yang telah diinstal squid akan berguna sebagai satu-satunya portal akses internet. Portal ini juga berguna untuk memanajemen akun. Akun internet di itb berbayar, mahasiswa yang ingin mengakses internet (jaringan luar ITB) membayar hanya belasan ribu untuk tiap bulan. Pembayaran tersebut ditukar dengan internet berkecepatan mak nyus. no buffering, buka apa aja sambil senyum. Namun kecepatan akses ini harus dibatasi adanya cumi-cumi gaul, yang senantiasa muncul setiap kali kami mengakses situs-situs yang tidak tepat, seperti situs-situs file sharing yang notabene akan menguras bandwidth klo pada download semua dan situs-situs berbau pornografi yang semakin ramai dan mengganggu konsentrasi otak. Bersamaan dengan adanya filtering itu diterapkan layanan download teregistrasi untuk user yang ingin di downloadkan apapun. hasilnya kombinasi manis layanan internet yang cukup memuaskan. Memang tujuan dasar atau awalnya benar yaitu untuk menjaga situasi belajar yang kondusif, namun kadang layanan seperti ini terasa sangat membatasi.
Nah, tentu saja selalu ada hikmah dibalik dijalankan sebuah aturan, yaitu kecenderungan untuk mengakali aturan tersebut, hehehe. maka dengan berbekal google.com di tangan, alhamdulillah kita bisa mencari informasi untuk melakukan metode koneksi internet yang bisa menembus berbagai macam jenis filtering tersebut.
Eaaa, mau tau caranya??
saya juga mau, hahaha
menurut beberapa sumber yang saya baca ada beberapa cara untuk melakukan penembusan filtering-filtering semacam. untuk DNS filtering, tentu saja sangat mudah, membaca panduan diatas seharusnya otomatis membuka mata anda terhadap cara yang dipakai. Tembus cumi?? ini membutuhkan sedikit lebih banyak pengetahuan, well untuk memulai maka kita perlu tahu yang namanya tunnelling. Tembus firewall, ini membutuhkan lebih banyak pengetahuan lagi. Makanya mari kita menggunakan internet untuk mencari pengetahuan.
^^
No comments:
Post a Comment